Kabarina.com – Upaya mewujudkan kota yang sehat, bersih, dan berkelanjutan bukanlah pekerjaan instan. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat agar cita-cita tersebut bisa terwujud. Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi, di bawah kepemimpinan Wali Kota Dr. dr. H. Maulana, MKM, kini semakin gencar melaksanakan sosialisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD), sebuah program strategis yang diharapkan menjadi solusi jangka panjang bagi masalah sanitasi perkotaan.
Terbaru, kegiatan sosialisasi digelar di RT 10 Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur. Warga setempat terlihat antusias mengikuti kegiatan yang diisi dengan pemaparan teknis pengelolaan air limbah rumah tangga, diskusi interaktif, hingga sesi tanya jawab. Bagi sebagian warga, pengetahuan ini menjadi hal baru, sementara bagi yang sudah tersambung dengan sistem SPALD, kegiatan ini menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman.
SPALD dirancang untuk mengelola air limbah domestik, mulai dari air cucian, kamar mandi, hingga limbah dapur. Seluruh aliran limbah ini nantinya ditampung dan diproses di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kawasan Sijenjang, sebelum akhirnya dilepaskan kembali ke badan air dalam kondisi aman dan tidak mencemari lingkungan.
Menariknya, air hasil olahan SPALD juga bisa dimanfaatkan kembali untuk keperluan non-konsumsi rumah tangga. Misalnya, menyiram tanaman, mencuci kendaraan, hingga membersihkan halaman. Dengan demikian, program ini tidak hanya mengurangi beban pencemaran lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada efisiensi penggunaan air.
Wali Kota Maulana menegaskan, pembangunan SPALD bukan sekadar proyek infrastruktur. Lebih dari itu, ini adalah gerakan perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga.
“SPALD adalah upaya nyata kita untuk menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup. Bukan hanya soal pipa dan IPAL, tapi soal kesadaran bahwa setiap rumah tangga punya tanggung jawab menjaga kebersihan kota,” ujar Maulana.
Meski memiliki kapasitas melayani 10.300 sambungan rumah (SR), data terbaru menunjukkan baru sekitar 500 SR yang aktif tersambung. Jumlah ini masih jauh dari target. Faktor biaya, kebiasaan lama, hingga minimnya pemahaman sebagian masyarakat menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah.
Untuk itu, Pemkot Jambi terus memperluas sosialisasi, dengan menggandeng RT, lurah, tokoh masyarakat, dan kelompok ibu-ibu PKK. Pendekatan persuasif ini dinilai efektif, karena masyarakat lebih mudah menerima informasi dari figur yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Program SPALD juga sejalan dengan target nasional Universal Access Sanitasi Aman dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-6 tentang akses air bersih dan sanitasi layak bagi semua.
Pemkot Jambi menegaskan komitmennya untuk memperluas jangkauan SPALD ke berbagai kelurahan. Tidak hanya membangun jaringan sambungan rumah, pemerintah juga menyiapkan skema perawatan IPAL dan memberikan pendampingan teknis agar masyarakat mampu menjaga fasilitas secara mandiri.
“Sanitasi bukan sekadar urusan hari ini, tetapi investasi jangka panjang untuk masa depan anak-anak kita. Dengan lingkungan sehat, mereka tumbuh lebih kuat, produktivitas masyarakat meningkat, dan kota kita semakin layak huni,”tegas Maulana.
Di balik program SPALD, ada visi besar yang ingin dicapai Pemkot Jambi, yakni mewujudkan Kota Jambi Bahagia. Sebuah kota di mana masyarakat bisa hidup sehat, lingkungan terjaga, dan rasa nyaman selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari.
Melalui gencarnya sosialisasi, pemerintah berharap masyarakat semakin sadar bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga kewajiban bersama.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan warga, SPALD diharapkan tidak hanya menjadi proyek teknis, tetapi juga tonggak penting menuju kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.(*)