Penolakan Pasien Warga Baduy oleh Rumah Sakit di Jakarta Disorot, SanLex Forum Desak Kemenkes Benahi Sistem Kesehatan

- Penulis

Jumat, 7 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Direktur SanLex Forum, Anugrah Alqadri(Ist)

Foto: Direktur SanLex Forum, Anugrah Alqadri(Ist)

Kabarina.com – Kasus penolakan pasien warga Baduy bernama Repan, yang dikabarkan ditolak oleh salah satu rumah sakit di Jakarta Pusat karena tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), menuai sorotan publik. Direktur SanLex Forum, Anugrah Alqadri, menilai peristiwa tersebut sebagai cerminan nyata adanya krisis sistemik dalam pelayanan kesehatan nasional.

“Kasus yang menimpa Repan, warga Baduy, menjadi tanda tanya besar terhadap sistem kesehatan nasional di republik ini. Betapa mungkin seorang remaja yang terluka setelah dibegal ditolak oleh rumah sakit? Ini tidak bisa dianggap sebagai peristiwa biasa,” ujar Anugrah, Jumat (7/11).

Baca Juga  Kuasa Hukum Nuryadin Desak Pencabutan Status Tersangka, Sebut Penetapan Cacat Hukum

Menurut Anugrah, ironis bahwa kejadian semacam ini justru terjadi di ibu kota negara, yang notabene berada satu kawasan dengan kantor Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

“Kalau di Jakarta saja masih ada kasus seperti ini, siapa yang bisa menjamin hal serupa tidak terjadi di daerah lain?” tegasnya.

Ia menilai persoalan tersebut tidak bisa diselesaikan semata pada tataran pelayanan medis, melainkan memerlukan reformasi menyeluruh terhadap sistem rumah sakit nasional. Anugrah menegaskan, kesehatan dan keselamatan adalah hak konstitusional warga negara yang seharusnya dijunjung tinggi tanpa diskriminasi.

Baca Juga  Bela Nadiem, Hotman Paris Tantang Buktikan di Hadapan Presiden Prabowo

“Kementerian Kesehatan tidak bisa melihat ini hanya sebagai satu kasus yang selesai begitu saja. Ada sistem yang harus terus dibenahi,” tambahnya.

Lebih lanjut, Anugrah mengingatkan agar rumah sakit tidak terjebak dalam orientasi profit semata. Nilai kemanusiaan dan sosial, menurutnya, adalah “jiwa” dari sistem kesehatan nasional.

“Rumah sakit tidak boleh lupa bahwa di samping profit, nilai kemanusiaan dan sosial adalah jiwa dari sistem kesehatan Republik ini. Begitu pula tenaga kesehatan konsep patient safety tidak boleh hilang dari ingatan mereka,” tutupnya.

Baca Juga  Korlantas Polri Gelar Operasi Patuh 2025, Catat Tanggal dan Jenis Pelanggaran yang Ditindak

Kasus ini kini menjadi sorotan luas. Publik menanti langkah tegas dari pihak rumah sakit dan Kementerian Kesehatan untuk memastikan peristiwa serupa tidak kembali terulang.(*)

Komentar ditutup.

Berita Terkait

Irjen. Pol (Purn) Ike Edwin Meriahkan Pergantian Tahun 2026 Bersama PWDPI dan Tokoh Masyarakat
Reses di Mandiangin, Cek Endra Dorong Lingkungan Sehat dan Legalitas Migas Rakyat
ABRT28 Tampil Kompetitif di Panggung Nasional Sumatra Cup Prix 2025
GSPI Geruduk BPK Wilayah V Jambi, Proyek Museum Muaro Jambi Disorot, Ratusan Miliar APBN Dipertanyakan
Konflik Agraria di Takalar Memanas, Pengukuran Ulang Lahan PTPN XIV Ditolak Petani
Cek Endra Dorong Penguatan Peran Masyarakat dalam Program Desa Mandiri Peduli Gambut
Cek Endra Apresiasi Presiden Prabowo atas Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto
Dorong Keberlanjutan, Cek Endra Minta BUMN dan Swasta Serius Jalankan TJSL

Berita Terkait

Kamis, 1 Januari 2026 - 00:03 WIB

Irjen. Pol (Purn) Ike Edwin Meriahkan Pergantian Tahun 2026 Bersama PWDPI dan Tokoh Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 - 16:43 WIB

Reses di Mandiangin, Cek Endra Dorong Lingkungan Sehat dan Legalitas Migas Rakyat

Minggu, 14 Desember 2025 - 23:12 WIB

ABRT28 Tampil Kompetitif di Panggung Nasional Sumatra Cup Prix 2025

Sabtu, 6 Desember 2025 - 00:51 WIB

GSPI Geruduk BPK Wilayah V Jambi, Proyek Museum Muaro Jambi Disorot, Ratusan Miliar APBN Dipertanyakan

Rabu, 3 Desember 2025 - 13:02 WIB

Konflik Agraria di Takalar Memanas, Pengukuran Ulang Lahan PTPN XIV Ditolak Petani

Pos Terbaru