Kabarina.com – Dunia politik tanah air kembali diguncang. Dalam sehari, Minggu 31 Agustus 2025 dua partai besar yakni Partai NasDem dan Partai Amanat Nasional (PAN) sama-sama mengambil keputusan mengejutkan dengan menonaktifkan total empat kadernya yang duduk di DPR RI. Keputusan berlaku efektif mulai Senin 01 September 2025
Tindakan ini merupakan bentuk disiplin partai terhadap kader yang dinilai melukai hati masyarakat dan keluar dari jalur perjuangan politik partai.
Dari Partai NasDem, dua nama mencuat:
• Ahmad Sahroni, usai komentarnya yang menyebut masyarakat penyeru pembubaran DPR sebagai “orang tolol sedunia.” Pernyataan tersebut menuai kecaman keras di publik dan dianggap meremehkan aspirasi rakyat.
• Nafa Urbach, setelah pernyataannya mendukung tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta per bulan bagi anggota dewan menuai kritik tajam. Meski telah memberi klarifikasi, publik menilai ucapannya tak peka terhadap kondisi ekonomi rakyat.
Sementara dari PAN, dua figur publik ikut terseret:
• Eko Patrio, lantaran videonya berjoget di ruang sidang DPR viral dan menimbulkan kemarahan publik di tengah isu sensitif soal kenaikan tunjangan.
• Uya Kuya, yang juga tersangkut dalam video serupa. Walau ia menegaskan rekaman itu adalah konten, PAN tetap mengambil langkah tegas.
Meskipun masing-masing telah menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf, baik NasDem maupun PAN tetap memilih langkah tegas demi menjaga kepercayaan publik.
Keputusan ini menjadi peringatan keras bagi para wakil rakyat agar lebih berhati-hati dalam bersikap dan berbicara. Sensitivitas terhadap aspirasi serta kondisi masyarakat kini terbukti menjadi faktor krusial yang tidak bisa diabaikan oleh siapa pun yang mengemban amanah rakyat.