Kabarina.com – Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan pusat perbelanjaan di Jakarta mengalami penurunan drastis kunjungan pascademonstrasi beberapa hari terakhir.
Menurut Alphonzus, transaksi di 100 mal di DKI Jakarta biasanya mencapai sekitar Rp500 miliar per hari. Namun, sejak Jumat lalu, nilainya merosot hingga 50 persen. “Sejak Jumat lalu sepi pengunjung. Hanya gerai kebutuhan sehari-hari yang masih berjalan normal,” katanya, Senin (1/9).
Meski begitu, Alphonzus memastikan mal tetap beroperasi dengan prioritas keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah. Ia menilai kerugian peritel mencapai ratusan miliar rupiah per hari, terutama di mal yang dekat dengan lokasi unjuk rasa, seperti kawasan Senayan.
“Department store dan fesyen paling terdampak. Supermarket serta restoran masih lumayan, bahkan di pinggiran kota terjadi peningkatan karena panic buying. Bioskop juga turun karena masyarakat khawatir keluar rumah,” ujar Budihardjo.
Sementara itu, mal di Bogor, Cibubur, Serpong, hingga Pluit masih tetap ramai dikunjungi masyarakat.
Sebelumnya, gelombang demonstrasi pecah di Jakarta dan sejumlah kota lain, dipicu keresahan warga atas kenaikan tunjangan dan sikap arogan sejumlah anggota DPR. Situasi memanas setelah seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas terlindas kendaraan polisi pada Kamis (28/8). Kerusuhan pun meluas dengan pembakaran gedung pemerintahan, penjarahan rumah pejabat, hingga perusakan fasilitas umum.
Menanggapi hal itu, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat bersama menteri di Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (31/8). Ia menyerukan masyarakat menyampaikan aspirasi dengan damai tanpa merusak persatuan bangsa.
“Mari kita jaga persatuan nasional. Indonesia di ambang kebangkitan. Jangan mau kita diadu domba. Suarakan aspirasi dengan damai, tanpa kerusuhan dan penjarahan,” tegas Prabowo.(*)