Kabarina.com – Inovasi Bus dan Angkot Feeder Listrik Trans Bahagia yang digagas Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, MKM, mendapat apresiasi tinggi dari kalangan legislatif pusat.
Anggota Komisi VII DPR RI asal Jambi, Drs. H. Cek Endra, menilai langkah Pemerintah Kota Jambi ini sebagai terobosan besar menuju sistem transportasi publik ramah lingkungan berbasis energi bersih.
Menurut Cek Endra, program angkutan listrik berbasis skema Buy The Service (BTS) yang diterapkan Kota Jambi bukan sekadar proyek daerah, melainkan implementasi nyata komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission.
“Saya sangat mendukung inisiatif ini. Program kendaraan listrik dengan emisi nol bukan lagi pilihan, melainkan mandat nasional untuk menjaga masa depan planet kita,” tegas Cek Endra di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Politisi senior ini menilai, kebijakan Wali Kota Maulana mengganti moda transportasi berbahan bakar fosil dengan energi listrik merupakan langkah strategis dan visioner. Sebagai anggota DPR yang membidangi energi, lingkungan hidup, dan investasi, ia memahami pentingnya sinergi antara kebijakan energi nasional dan implementasi di daerah.
“Jambi telah membuktikan bahwa kita tidak harus menunggu insentif besar dari pusat untuk memulai. Daerah yang proaktif seperti Jambi justru harus dijadikan percontohan dan mendapat dukungan fiskal maupun non-fiskal,” ujarnya.
Program Trans Bahagia kini menjadi simbol kolaborasi ideal antara kebijakan daerah dan semangat nasional menuju transisi energi bersih. Pengoperasian armada listrik tanpa emisi gas buang (CO₂ dan NOₓ) menempatkan Kota Jambi sebagai pionir transportasi rendah karbon di Indonesia, sekaligus membuka peluang besar bagi perdagangan karbon dan mitigasi perubahan iklim di tingkat provinsi.
Cek Endra menegaskan, setiap ton emisi karbon yang berhasil dihindari oleh Bus Listrik BTS Jambi merupakan kontribusi konkret terhadap target iklim nasional.
“Kendaraan listrik memiliki efisiensi energi lebih tinggi dan menghilangkan emisi lokal. Ini bukan hanya tentang udara bersih Jambi, tapi juga kontribusi nyata terhadap upaya global,” paparnya.
Ia juga mengapresiasi penerapan skema BTS yang disebutnya model cerdas dan berkelanjutan, karena memastikan subsidi diberikan berdasarkan kualitas layanan, bukan sekadar pembangunan infrastruktur.
“Model BTS menjamin kepastian operasional. Ketika layanan terjamin berkualitas, masyarakat akan beralih. Ini cara efektif membangun budaya angkutan umum,” tambahnya.
Ke depan, Cek Endra berharap program ini bisa direplikasi di kabupaten/kota lain di Jambi dan seluruh Indonesia, dengan dukungan regulasi yang kuat dari DPR RI. Ia juga menyoroti pentingnya integrasi layanan Trans Bahagia ke kawasan pinggiran dan sentra ekonomi agar manfaatnya lebih merata.
“Angkot Feeder Listrik adalah solusi last-mile connectivity yang cerdas. Ini akan mengurangi dominasi kendaraan pribadi, sekaligus menghadirkan transportasi publik yang nyaman dan setara bagi seluruh warga,” jelasnya.
Cek Endra menutup dengan nada optimistis:
“Kami di Senayan melihat Jambi sebagai contoh nyata keberhasilan daerah dalam membangun transportasi publik berkelanjutan. Keberhasilan Trans Bahagia akan menjadi data empiris terbaik untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di seluruh Indonesia,” pungkasnya.(*)











