Kabarina.com – Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H., menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Jambi bersama Satgas Karhutla dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) secara cepat dan terukur. Pernyataan itu disampaikannya saat mengikuti Rapat Monitoring Karhutla secara virtual bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dari Ruang Jambi Data Analytic Center (JDAC), Kantor Gubernur Jambi, Senin (28/7/2025).
Gubernur Al Haris didampingi oleh Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Heri Purwanto, Wakapolda Jambi Brigjen Pol. M. Mustaqim, Kepala BPBD Jambi Bachyuni Deliansyah, serta jajaran Forkopimda dan OPD terkait. Rapat juga diikuti oleh para gubernur dari provinsi rawan Karhutla seperti Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Menurut Gubernur Al Haris, sejak 1 Januari hingga 26 Juli 2025, terdapat 261 titik panas (hotspot) dengan tingkat kepercayaan sedang (30–79%) berdasarkan data BMKG Sultan Thaha. Jumlah ini menjadi indikator penting dalam sistem peringatan dini Karhutla di Jambi.
Untuk mengantisipasi dan merespons Karhutla, Pemprov Jambi telah mendirikan 62 pos jaga Satgas Karhutla di enam kabupaten rawan, yaitu:
• Batang Hari
• Muaro Jambi
• Tanjung Jabung Barat
• Tanjung Jabung Timur
• Tebo
• Sarolangun
Personel Satgas terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, instansi terkait, dan masyarakat.Penanganan Karhutla di Jambi mengacu pada sejumlah regulasi, seperti:
• Perda No. 2 Tahun 2016 tentang Pencegahan Karhutla
• Perda No. 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Gambut
• Pergub No. 31 Tahun 2016 dan No. 20 Tahun 2023
Gubernur memaparkan 11 langkah penanganan Karhutla, antara lain:
• Penetapan status siaga darurat
• Pembentukan pos komando Satgas
• Instruksi kesiapsiagaan kepada kepala daerah
• Apel siaga yang dipimpin langsung oleh Gubernur
• Clustering pengendalian tingkat kabupaten/kota
• Pendanaan dari APBD dan dunia usaha
• Operasi modifikasi cuaca
• Bantuan helikopter patroli dan water bombing
• Pemadaman darat dan udara
• Solusi permanen di lahan gambut (rewetting, revegetasi, revitalisasi)
• Bantuan peminjaman alat berat bagi kelompok tani
Sejak awal tahun hingga 26 Juli 2025, tercatat 110 kejadian Karhutla di Jambi dengan total luas lahan terbakar mencapai 421,77 hektar. Salah satu kejadian besar terjadi pada 20 Juli 2025 di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Muaro Jambi, dengan luas lahan terbakar sekitar 270 hektar.
Al Haris menekankan, potensi kebakaran masih tinggi karena cuaca kering dan lapisan permukaan tanah yang mudah terbakar, terutama di Tanjung Jabung Barat, Tebo, Bungo, Muaro Jambi, dan beberapa wilayah lain.
Ia juga meminta media untuk menyajikan pemberitaan yang aktual dan akurat, agar tidak memunculkan kesan keliru bahwa kebakaran yang sudah padam masih berlangsung.
“Media harus update. Kalau kebakaran sudah padam minggu lalu, jangan terus tayangkan seolah-olah masih terbakar. Ini penting agar pusat tidak salah persepsi,” pesan Gubernur.