Kabarina.com — Kota Jambi kembali menorehkan prestasi. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Maulana dan Wakil Wali Kota Diza, tren penurunan angka stunting di Kota Jambi mencatat hasil positif, hingga berhasil meraih penghargaan sebagai kota dengan tren penurunan stunting terbaik tingkat Provinsi Jambi tahun 2024.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani, kepada Staf Ahli Wali Kota Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Ir. Moncar Widaryanto, dalam seremoni Penilaian Kinerja (PK) Aksi Konvergensi Stunting, di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Rabu (2/7/2025).
Penilaian ini merupakan bagian dari evaluasi terhadap pelaksanaan 8 aksi konvergensi stunting kabupaten/kota se-Provinsi Jambi yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Provinsi Jambi.
Moncar menyampaikan bahwa capaian ini adalah hasil kolaborasi dan komitmen berbagai pihak. Namun, ia menegaskan bahwa penghargaan bukanlah tujuan akhir. “Ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kinerja, termasuk penguatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Jambi,” ujarnya.
Kota Jambi juga dinilai berhasil menghadirkan berbagai inovasi, termasuk program intervensi langsung oleh kepala perangkat daerah serta gagasan “Bapak Asuh Anak Stunting”. Saat ini, prevalensi stunting di Kota Jambi tercatat sebesar 10,3 persen, lebih rendah dari rata-rata provinsi maupun nasional.
Plt Kepala DPPKB Kota Jambi, M. Jaelani, menambahkan bahwa tantangan Kota Jambi sebagai ibu kota provinsi menuntut langkah lebih konkret. Ia menekankan pentingnya terobosan baru yang langsung menyentuh akar persoalan, seperti pengasuhan anak di wilayah perkotaan yang kerap dititipkan kepada pihak lain.
Sementara itu, Sebelumnya saat membuka acara tersebut Gubernur Jambi Al Haris, dalam sambutannya menegaskan komitmen pemprov terhadap percepatan penurunan stunting. Ia menyebut anggaran sebesar Rp 80 miliar telah dialokasikan untuk 14 program strategis yang tersebar di enam OPD.
Namun, Al Haris juga mengkritisi struktur penganggaran yang masih timpang. Ia mencatat bahwa porsi untuk penguatan SDM kesehatan hanya 0,09 persen, dan menekankan pentingnya optimalisasi anggaran agar menyentuh aspek prioritas seperti fasilitas kesehatan, gizi, hingga tata kelola data.
Gubernur juga mendorong keberlanjutan program ‘Bapak Asuh’ dengan menggandeng sektor swasta melalui CSR, serta penguatan peran TPPS di seluruh tingkatan.
Kegiatan ini diikuti 227 peserta dari seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Jambi, termasuk kepala daerah, TPPS, kepala RSUD, akademisi, organisasi profesi, mitra pembangunan, dan TP PKK. Forum ini juga ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Komitmen Bersama untuk menurunkan stunting melalui sistem rujukan standar, disaksikan langsung oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi.