Kabarina.com – Suasana Sabtu 27 September 2025 di Kelurahan Solok Sipin, Kota Jambi, mendadak berubah mencekam. Api tiba-tiba berkobar di tengah pemukiman padat. Warga berteriak, berhamburan keluar rumah sambil mencoba menyelamatkan barang seadanya. Di antara kepanikan, asap tebal menjulang, menandai rumah-rumah yang mulai hangus dilalap si jago merah.
Tak lama kemudian, Wali Kota Jambi Dr,dr. H. Maulana MKM, Hadir di lokasi untuk meninjau langsung warga yang terkena musibah kebakaran tersebut.
Deru sirene mobil pemadam terdengar. Sembilan armada Damkar Kota Jambi tiba, dengan petugas yang bergegas menarik selang air sepanjang puluhan meter untuk menembus gang sempit menuju titik api. “Tim Damkar sampai hanya dalam delapan menit,” jelas Wali Kota Jambi, dr. H. Maulana, MKM, yang datang langsung meninjau lokasi.
Dengan pasokan 45 ribu liter air, api berhasil dikepung. Meski demikian, empat unit bangunan tak dapat diselamatkan satu rumah tunggal dan tiga bedeng yang berdiri berdempetan. Seorang warga mengalami luka bakar serius dan segera dirawat intensif di RS Baiturahim.
Di lokasi, Maulana terlihat mendekati warga yang terdampak. Ia menyalami mereka satu per satu, menyampaikan rasa prihatin, sekaligus menyerahkan bantuan darurat. “Kami tahu ini berat. Tapi semoga keluarga yang terkena musibah diberi ketabahan. Pemerintah hadir untuk membantu,” ucapnya.
Maulana menduga kebakaran berawal dari kebocoran regulator gas LPG. Ia mengingatkan warga agar selalu waspada terhadap bahaya kebakaran rumah tangga. “Kalau mencium bau gas, jangan langsung menyalakan kompor. Pastikan regulator aman. Begitu juga listrik, harus diperhatikan instalasinya. Dengan cuaca ekstrem belakangan ini, potensi kebakaran semakin tinggi,” tegasnya.
Sebagai langkah pencegahan jangka panjang, Wali Kota meminta Dinas Damkar aktif melakukan penyuluhan di tingkat RT. Edukasi kepada masyarakat, katanya, sama pentingnya dengan kecepatan armada pemadam. “Pencegahan itu kunci. Warga harus tahu langkah awal menghadapi potensi kebakaran,” tuturnya.
Meski api sudah padam, sisa kepulan asap dan wajah-wajah lelah warga masih tersisa di Solok Sipin. Di tengah kepedihan itu, kedatangan pemimpin daerah memberi sedikit penguat bahwa mereka tidak sendiri menghadapi musibah ini.(*)