Kabarina.com – Menyikapi viralnya isu beras oplosan yang mencuat di tingkat nasional, Pemerintah Provinsi Jambi bergerak cepat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Kota Jambi, Kamis (17/07/2025). Sidak ini dipimpin langsung oleh Asisten II Sekda Provinsi Jambi Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Johansyah, bersama Tim Satgas Pangan Provinsi, Bareskrim Polda Jambi, serta instansi terkait.
Pemeriksaan dilakukan di beberapa titik seperti Fresh One Mayang, Jambi Town Square (Jamtos), serta gerai-gerai ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret. Langkah ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam menindaklanjuti laporan masyarakat terkait beredarnya beras bermasalah yang dijual dengan label “premium”.
“Untuk mengantisipasi beras yang tidak sesuai standar, tim kami turun langsung melakukan pengecekan. Dari 26 merek beras yang beredar di Jambi, ditemukan 8 merek yang bermasalah, baik dari sisi takaran maupun mutu,” ungkap Johansyah saat diwawancarai di Jamtos.
Menurutnya, delapan merek tersebut telah diambil sampelnya untuk dilakukan pengujian laboratorium oleh UPTD Laboratorium Penjamin Mutu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi. Hasil uji labor akan keluar dalam waktu maksimal 14 hari.
Selama proses pengujian berlangsung, Johansyah mengimbau agar seluruh pusat perbelanjaan dan pasar tradisional tidak menjual delapan merek beras yang tengah diselidiki, yakni Sania, Fortune, Raja Ultima, Raja Platinum, Topi Koki, Tiga Joker, Senta Ramos, dan Dua Hoki. Beras-beras tersebut juga diminta untuk sementara ditarik dari rak penjualan dan dikembalikan ke gudang masing-masing.
“Ini adalah bentuk perlindungan terhadap konsumen. Jangan sampai masyarakat dirugikan karena membeli beras yang diklaim premium, namun isinya justru beras curah yang telah disortir. Itu melanggar ketentuan dan menyalahi label kemasan,” tegas Johansyah.
Pemerintah Provinsi Jambi menegaskan komitmennya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam mengakses bahan pangan, terutama yang dikonsumsi setiap hari seperti beras. Satgas Pangan Provinsi bersama kepolisian akan terus melakukan pemantauan secara berkala agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.